Makan adalah kegiatan rutin yang dilakukan karena kebutuhan tubuh akan pasokan energi. Bagi sebagian mahasiswa, makan memiliki suatu pemaknaan dan pelaksanaan sendiri-sendiri. Perlu diperhatikan, bahwa
pola makan sebagian mahasiswa kurang disadari sebagai sebuah bagian penting dalam siklus kehidupan. Akhirnya pola makan asal kenyang menjadi suatu budaya.
Studi mengenai
pola makan mahasiswa yang dilakukan oleh Syifa Puji (Alumnus PSKM, Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah) menunjukkan bahwa dari 125 mahasiswa PSKM (Program Studi kesehatan Masyarakat), terdapat 57,6 persen mahasiswa yang memiliki pola makan yang tidak sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang yang disebut empat sehat lima sempurna.
Kesimpulan lain dari penelitian itu, pola makan mahasiswa yang dinilai burut itu tidak berkorelasi dengan jumlah uang saku, jenis kelamin, pengetahuan gizi, aktifitas dan tempat tinggal mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki uang saku cukup pun tidak menjamin pola makan yang sehat.
Alas an mahasiswa pada umumnya adalah kesibukan kampus yang tinggi dan tidak tersedianya kantin sehat di dekat tempat kuliah mereka. Kondisi ini membuat mahasiswa sulit mencari makanan yang bersih dan memiliki gizi seimbang.
Ancaman Beragam Penyakit Mengingat mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang itu penting bagi seseorang, dokter Inge Permadhi, spesialis gizi yang menjadi staf pada departemen ilmu gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengingatkan bahwa banyak penyakit mengancam mereka yang berpola makan salah.
Aneka penyakit yang menancam tersebut antara lain diabetes melitus, penyakit jantung dan pembuluh darah (termasuk hipertensi), pelemahan hati, pelemahan saraf di leher dan lidah yang bisa menyebabkan seseorang meninggal mendadak, serta kanker.
Pola makan sehat, kata Inge, adalah pola makan dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kelebihan makan bisa membuat orang kegemukan sehingga rawan terkena diabetes melitus dan penyakit lainnya. Sementara orang yang kekurangan makan bisa terkena sakit pencernaan dan penurunan daya tahan tubuh. Kondisi ini akan membuat orang itu rentan terkena peyakit.
Untuk mengetahui kebutuhan makan yang pas, setiap orang harus tahu berat badan idealnya. Secara umum setiap kali makan kita membutuhkan karbohidrat sebagak 55 perse, protein 15 persen, dan lemak dari unsuk hewani ataupun nabati sebesar 30 persen.
Dalam memilih makanan, Inge menyarankan sebaiknya kita memilih makanan yang diolah dengan direbuh, dibakar, atau ditim/dikukus. Alasannya minyak goreng akan menambah unsure lemak yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ada baiknya mengurangi/menghindari penggunaan minyak goreng secara berlebihan.