|  | 
| hikmahherbal.multiply | 
Tak usah panik jika bayi menangis. Bunda  dapat mengatasinya dengan mudah jika tahu sebabnya. Jangan pula berpikir  ia anak yang rewel. Tangisan bayi adalah caranya berkomunikasi dengan  Bunda dan mengutarakan lapar, sakit, takut, kantuk, dan lainnya. Jadi,  bagaimana agar para orangtua mengetahui apa yang ingin diutarakan  bayinya? Akan sulit untuk menginterpretasikan tangis bayi, khususnya  untuk orangtua yang baru pertama kali menangani bayi. Oleh karena itu,  kemampuan ini perlu dilatih dan diasah.Saat bayi berumur 0-3 bulan, arti  tangisannya tidak banyak. Semakin bertambah umurnya, semakin banyak pula  artinya, yang kadang susah untuk diterjemahkan. Pernah suatu hari  anka kami Shofiya menangis, sedikit merengek siy tepatnya, tetapi makin lama makin  kenceng. Sudah coba diberi minum atau makanan…eh ternyata tidak sedang  lapar, coba ditidurkan…eh ternyata tidak mengantuk. Baru terdeteksi  kemudian oleh Abinya, ternyata sebelumnya Shofiya melihat Yangtinya  pamitan ke luar rumah pake helm (naik sepeda motor), trus berikutnya  sepupunya juga pergi ke luar rumah bersama ortunya dan Shofiya juga  melihatnya. Ternyata… Shofiya ingin diajak ke luar rumah juga. So…  setelah kami mengajaknya keluar sekalian membeli keperluan rumah, tampak  senyum bahagia di wajahnya dan binar keceriaan di matanya.
Berikut ini adalah 12 penyebab umum bayi menangis. Jika  si bayi menjerit, menangis, dan  Bunda tak tahu mengapa, coba  ingat-ingat daftar mengenai hal-hal penyebab bayi menangis di bawah ini.  Mudah-mudahan Bunda bisa menemukan sesuatu yang bisa membantunya  berhenti menangis.
 1. Lapar
Pikiran pertama para orangtua saat bayinya menangis adalah karena si  bayi lapar. Cobalah untuk mengenali tanda-tanda bayi lapar untuk  membantu Bunda memulai menyuapi bayi sebelum ia menangis. Beberapa tanda  yang perlu diperhatikan pada bayi yang baru lahir ketika ia lapar;  bergerak-gerak seperti tidak nyaman, menggerak-gerakkan mulutnya dan  mengecapkan bibirnya, mencari tangan Bunda ketika Bunda mengusap pipinya  (gerak refleks bayi untuk mencari asal makanan), dan menaruh tangannya  di mulut. 2. Popok kotor
Beberapa bayi akan langsung memberitahu orangtuanya langsung setelah ia  membuang kotoran. Bunda pun bisa mengecek dengan menyentuh popoknya,  apakah ada yang berat atau tidak. Beberapa bayi lain bisa tahan untuk  tidak menangis begitu popoknya kotor.
 3. Mengantuk
Orang dewasa berpikir, bayi bisa dengan mudahnya tertidur di mana pun,  kapan pun. Padahal, nyatanya, bayi tidak semudah itu untuk tertidur.  Sebagian bayi akan rewel dan menangis sebelum tidur, khususnya jika  mereka terlalu lelah. Ketika Bunda melihat si bayi mulai menguap, coba  ajak ia ke tempat tidur dan buat nyaman. Jika ia memang lelah dan butuh  tidur, ia akan tertidur.
 4. Hanya ingin dipeluk
Bayi butuh banyak sentuhan dan pelukan. Mereka senang menatap wajah  orangtuanya, mendengar suara orangtuanya, mendengar detak jantung,  bahkan bisa mendeteksi aroma tubuh orangtuanya. Tangisan bisa jadi  merupakan cara mereka minta didekap. Ada sebagian orangtua yang bertanya-tanya, apakah mendekapnya terlalu  sering bisa membuat bayi manja. Tetapi, untuk beberapa bulan pertama  hidup bayi, dekapan terlalu sering tak akan membuatnya menjadi anak  manja. Supaya tak terlalu pegal, Bunda bisa menggunakan kain gendong  atau carrier. Ide lain yang bisa Bunda lakukan, bungkus ia  dengan selimut lembut, taruh ia dalam dekap lengan, lalu elus rambut  serta wajahnya.
5. Masalah dengan perut (gas, kolik, dan lainnya)
Masalah dengan pencernaan anak, yang berkaitan dengan gas atau kolik  bisa menyebabkan tangisan bayi. Bahkan, kolik bisa menyebabkan bayi  menangis berjam-jam, bahkan berhari-hari. Jika bayi Bunda sering merengek dan menangis setelah diberi makan,  kemungkinan ia merasakan sakit pada perutnya. Bila bukan terjadi akibat  kolik, gas dalam lambung bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Untuk  mengatasinya, cobalah letakkan ia dalam posisi telentang, pegang  kakinya, dan gerakkan kakinya seperti ia sedang mengayuh sepeda dengan  gerakan lamban. Lihat pula celana yang ia kenakan, jika talinya dalam  bentuk karet, bisa jadi celana itu menekan perutnya dan menahan gas yang  ingin keluar dari perutnya. Angkat karetnya. Tekanan sedikit pun bisa  menyakiti perutnya. Carilah kemungkinan lain yang bisa menyebabkan rasa  sakit pada perut bayi, seperti asam lambung, flu perut, alergi susu,  intoleransi laktosa, konstipasi, dan pengeluaran tersumbat.
6. Gumoh
Gumoh atau bersendawa adalah hal yang perlu. Jika si bayi menangis usai  diberi makan, mungkin ia hanya perlu dibantu untuk mengeluarkan sendawa  (gumoh). Ini terjadi ketika bayi menelan udara saat ia menyusu ASI atau  dari botol. Jika udara tidak dikeluarkan, itu bisa menyebabkan  ketidaknyamanan. Beberapa bayi akan merasa amat terganggu jika ada angin  dalam perutnya. Sebagian bayi tak masalah dengan adanya angin dan akan  keluar dengan sendirinya. Coba taruh ia di bahu Bunda sambil elus atau  tepuk perlahan pundaknya. Ada sebagian anak yang bisa mengeluarkan angin  ketika ia ditaruh tengkurap. Cari tahu mana yang lebih berpengaruh  untuk bayi Bunda. 
7. Terlalu dingin atau terlalu panas
Ketika si kecil merasa kedinginan, seperti saat Bunda melepaskan  pakaiannya untuk mengganti popok, atau membersihkan bokongnya dengan lap  dingin, ia bisa memprotes dengan tangisan. Bayi baru lahir sangat suka dibungkus rapat dan dijaga hangat, tetapi  bukan panas. Umumnya, bayi butuh satu lapisan tambahan lebih ketimbang  yang dikenakan orang dewasa untuk merasa nyaman dengan suhu sekitar.  Umumnya, bayi tidak terlalu rewel dengan suhu terlalu hangat ketimbang  merasa kedinginan.
 8. Sempit
Bayi bisa merasa tak nyaman akan hal-hal kecil, seperti adanya rambut  yang melilit pada salah satu bagian tubuhnya dan menyebabkan sirkulasi  darah tersumbat. Hal-hal semacam inilah yang pertama kali dicari oleh  dokter ketika ada bayi yang tak berhenti menangis. Ada pula sebagian  anak yang ekstrasensitif terhadap bagian-bagian pakaian yang membuat  tidak nyaman, seperti label merek pakaian atau jahitan baju.
 Bunda bisa coba bayangkan diri Bunda berada di posisinya. Kira-kira  apa yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan, seperti apakah ada bagian  pakaian yang bisa membuat jari, lengan, atau kaki keram, apakah harus  ganti posisi tidur atau duduk, apakah empeng yang diberikan punya rasa  tidak enak, ataukah label pakaian bikin gatal, apakah terlalu dingin  jika tempat tidur terlalu dekat dengan lantai, ataukah cahaya lampu  terlalu terang, atau suara televisi terlalu kencang, dan sebagainya.
 9. Tumbuh gigi
Tumbuh gigi bisa bikin gusi terasa sakit. Beberapa anak bisa menangis  lebih parah dari anak lainnya, tetapi umumnya anak-anak akan rewel dan  menangis saat melewati tahap ini. Jika bayi bunda menangis dan Bunda tak  mengerti kenapa, coba rasakan gusinya dengan jari Bunda. Jika memang  ada rasa keras di gusinya, mungkin memang karena ada gigi yang sedang  ingin tumbuh. Secara rata-rata, gigi pertama anak tumbuh antara usia 4-7  bulan, tetapi bisa juga lebih cepat.  10. Terlalu banyak stimulasi
Bayi belajar dari stimulasi dunia di sekitarnya, tetapi kadang mereka  butuh waktu untuk memproses hal-hal tersebut, seperti cahaya, suara,  ganti-ganti gendongan, dan lainnya. Tangisan bisa jadi caranya untuk  minta dihentikan stumulasi itu.  11. Kurang stimulasi
Anak yang butuh perhatian mungkin akan memiliki sikap yang ceria dan  bersemangat untuk mengenal dunia, dan satu-satunya cara mengehentikan  tangisnya adalah terus beraktivitas. Hal ini bisa jadi hal yang  melelahkan untuk Bunda.
 12. Tak enak badan
Jika Bunda sudah memberikan segala kebutuhan mendasar si bayi, makan,  mengeluarkan angin, tidak ada yang tersumbat, popok baru, dibungkus,  digendong, dan lainnya, tetapi ia tetap menangis, bisa jadi ia sedang  tidak enak badan dan temperaturnya tinggi. Umumnya tangisan bayi yang  sedang tidak enak badan berbeda dari tangis biasanya. Percayakan insting  Bunda jika ada perasaan yang aneh pada tangis si bayi. Setelah mengetahui penyebabnya, ada baiknya kita kenali juga arti tangisan tersebut.
Disadur oleh dr. Desie Dwi W.
Referensi:
- health.kompas.com
- majalah nakita
- berbagai sumber